Laman

Selasa, 19 Januari 2016

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTIROIDISME





BAB I
PENDAHULUAN
A.   Pengertian
Hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormone tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Trirotoksikosis merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinis yang terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormone tiroid.(Tarwoto 2012)
Hipertiroid adalah keadaan hipermetabolik yang disebabkan oleh meningkatnya kadar T3 dan T4 bebas terutama disebabkan oleh hiperfungsi kelenjar tiroid (Robbins.2007)
Hipertiroidisme  adalah  keadaan  tirotoksikosis  sebagai  akibat  dari  produksi tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.
Hipertiroidisme  (Hyperthyrodism)  adalah  keadaan  disebabkan  oleh  kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat mengancam  jiwa,  umumnya  keadaan  ini  timbul  pada  pasien  dengan  dasar  penyakit Graves  atau  Struma multinodular  toksik,  dan  berhubungan  dengan  faktor  pencetus: infeksi,  operasi,  trauma,  zat  kontras  beriodium,  hipoglikemia,  partus,  stress  emosi, penghentian  obat  anti  tiroid,  ketoasidosis  diabetikum,  tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.

B.   Etiologi
Penyebab hipertiroid diantaranya adenoma hipofisis, penyakit graves, nodul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan pengobatan hipotiroid.
1.      Adenoma hipofisis, penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisi dan jarang terjadi.
2.      Penyakit graves
Penyakit graves atau toksik goiter diffuse merupakan penyakit yang disebabkan karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya antibody yang disebut thyroid-stimulating immunoglobulin (TSI) yang melekati sel – sel tiroid. TSI meniru tindakan TSH dan merangsang tiroid untuk membuat hormone tiroid terlalu banyak.Penyakit ini dicirikan adanya hipertiroidisme, pembesaran kelenjar tiroid (goiter) dan eksoflatmus (mata yang melotot)

3.      Tiroiditis
Merupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh bakteri seperti streptococcus pyogenes, staphylococcus aureus dan  pneumococcus pneumonia. Reaksi peradangan ini menimbulkan pembesaran pada kelenjar tiroid, kerusakan sel dan peningktan jumlah hormone tiroid.
Tiroiditis dikelompokan menjadi tiroiditis subakut, tiroiditis postpartum, dan tiroiditis tersembunyi. Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan biasanya hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan. Tiroiditis postpartum terjadi sekitar 8 persen wanita setelah beberapa bulan melahirkan. Penyebabnya di yakini adalah autoimun. Seperti halnya dengan tiroiditis sub akut, tiroiditis wanita dengan postpartum sering mengalami hipotiroidisme sebelum kelenjar tiroid benar-benar sembuh. Tiroiditis tersebunyi juga disebabkan karena autoimun dan pasien tidak mengeluh nyeri, tetapi mungkin juga terjadi pembesaran kelenjar. Tiroiditis tersembunyi dapat mengakibatkan tiroiditis permanen.
4.      Konsumsi yodium yang berlebihan yang mengakibatkan peningkatan sistesis hormone tiroid.
5.      Terapi hipotiroid, pemberian obat-obatan hipotiroid untuk menstimulasi sekresi hormone tiroid. Penggunaan yang tidak tepat menimbulkan kelebihan jumlah hormone tiroid.

C.   Patofisiologi
Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormone tiroid yang lebih banyak, karena berbagai factor penyebab yang tidak dapat dikontrol melalui mekanisme normal. Peningkatan hormone tiroid menyebabkan peningkatan metabolisme rate, meningkatkan aktivitas saraf simpatis. Peningkatan metabolismen rate menybabkan peningkatan produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan banyak keringat dan penurunan toleransi terhadap panas. Laju metabolism yang meningkat menimbulkan peningkatan kebutuhan metabolic, sehingga berat badan pasien akan berkurang karena membakar cadangan energy yang tersedia. Keadaan ini menimbulkan degradasi simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga cadangan protein otot juga berkurang.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada system kardiovaskuler yaitu dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta adrenergic, sehingga denyut nadi menjadi lebih cepat, peningktan kardiak output, stroke volume, aliran darah perifer serta respon adrenergic lainnya. Peningkatan hormone tiroid juga berpengaruh terhadap sekresi dan metabolisme hipotalamus, hipofisis dalam mensekresi hormone gonad, sehingga pada individu yang belum pubertas mengakibatkan kelambatan dalam fungsi seksual, sedangakan pada usia dewasa mengakibatkan penurunan libdo, infertile dan menstruasi tidak teratur.


D.    PKDM (PENYIMPANGAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA)

Tiroiditis                                        Penyakit Graves                                       Nodul tiroid toxic
 

Sekresi Hormon Tiroid me

Hipertiroidisme
 

          Metabolisme me                                            Aktivitas Simpatik Berlebihan
 


Pe    BB                 Ketidak seimbangan energy
 


    Perub.Nutrisi                  Keletihan                            Perub.konduksi listrik jantung
Kurang dari kebutuhan
                                                                                          Beban kerja jantung
                                   Intoleran aktivitas                                                           
                                                                                          Aritmia, disritmia
 

                                                                                          Penurunan curah jantung



E.   Manifestasi Klinis
1.      System Kardiovaskuler : meningkatnya hate rate, stroke volum, kardiak output, peningkatan kebutuhan oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten, tekanan darah systole dan diastole meningkat 10-15 mmHg, palpitasi, disritmia, kemungkinan gagal jantung, edema.
2.      System Pernapasan : Pernapasan cepat dan dalam, bernapas pendek, penurunan kapasitas paru.
3.      System Perkemihan: resistensi cairan, meurunnya output urin.
4.      System gastrointestinal: Meningkatkan peristaltic usus, pningkatan nafsu makan, penurunan berat badan, diare, peningkatan penggunaan adipose dan protein, penurunan serum lipid, peningkatan sekresi gastrointestinal, hiponatremia, muntah dan kram abdomen.
5.      System Muskuloskeletal : Keseimbangan proten negative, kelemahan otot, kelelahan, tremor.
6.      System Integumen : berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah, hangat, tidak toleran panas, kedaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin terjadi kerontokan rambut.
7.      System Endokrin : biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
8.      System Saraf : meningkatnya refleks tendon dalam, tremor halus, gugup, gelisah, emosi tidak stabil seperti kecemasan, curiga, tegang dan emosional.
9.      System Reproduksi : Amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur, menurunya libido, impoten.
10.  Eksoftalmus : yaitu keadaan dimana bola mata menonjol ke depan seperti mau keluar. Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat kompleks yang menahan air di belakang mata. Retensi cairan ini mendorong bola mata Nampak menonjol keluar ringga orbita. Pada kedaan ini dapat terjadi kesulitan dalam menutup mata secara sempurna sehingga mata menjadi kering, iritasi atau kelainan kornea.




F.    Komplikasi
1.      Eksoftalmus, kedaan ini dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan karena penumpukan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata. Biasanya terjadi pada pasien dengan penyakit graves.
2.      Penyakit jantung, terutama kardiotitis dan gagal jantung.
3.      Stroma tiroid (tirotoksikosis), pada periode akut pasien mengalami dengan demam tinggi, takhikardia berat, delirium, dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan keadaan emergensi, sehingga penaanganan harus lebih khusus, fakor presipitasi yang berhubungan sengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi ablai tiroid, pembedahan, trauma, mikardiak infark, over dosis obat. Penganan pasien dengan stroma tiroid adalah konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormone terhadap jaringan tubh. Obat-obatann yang diberikan untuk menghambat kerja hormone tersebut diantaranya sodium ioded intravena, glucocorticoid, dexamethasone dan propylthiouracil oral. Beta-bolekrs diberikan untuk efek stimulasi saraf simpatetik dan takikarida
G.  Test Diagnostik
1.      Pemerikasaan laboratorium
·         Serum T3, terjadi peningkatan (N : 70 – 250 ng/dl atau 1.2 - 3.4 Sl unit)
·         Serum T4, terjadi peningkatan (N : 4 – 12 mcg/dl atau 51 – 154 Sl unit)
·         In deks T4 bebas, meningkat (N : 0,8 – 2,4 ng/dl atau 10 – 31Sl unit)
·         T3RU, meningkat 9N : 24 – 34%)
·         TRH Stimulation test, menurun atau tidak ada respon TSH
·         Tiroid antibody antiglobulan antibody, titer antiglobulin antibody tinggi (N : titer <1 : 100)
·         Tirotropin reseptor antibody (TSH-RAb), terjadi peningkatan pada penyakit graves.
2.      Test penunjang lainnya
·         CT scan tiroid, mengetahui posisi, ukuran dan fungsi kelenjar tiroid, iodine radioaktif(RAI) diberikan secara oral kenudian diukur pengambilan iodin oleh kelenjar tiroid. Normalnya tiroid akan mengambil iodine 5 – 35% dari dosis yang diberikan setelah 24 jam. Pada pasien hipertiroid akan meningkat.
·         USG : untuk mengetahui ukuran dana komposisi dari kelenjar tiroid apakah massa atau nodule.
·         EKG: untuk menilai kerja hjantung, mengetahui adanya takikardia, atrial fibrilasi dan perubahan gelombang P dan T.
H.  Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah untuk membawa tingkat hormion tiroid ke keadaan normal, sehingga mencegah komplikasi jangka panjang, dan mengurangi gejala tidak nyaman. Tidak bekerja pengobatan tunggal untu semua orang. Tiga pilihan pemberian obat-obatan, terapi radioiod, dan pembedahan.
1.      Obat – obatan anti tiroid (OAT)
·         Propylthiouracil (PTU), merupakan obat antihipertiriod pilihan, tetapi mempunyai efek samping agranulocitiosis sehingga sebelum diberikan harus dicek sel darah putihnya, PTU tersedia dalam bentuk tablet 50 dan 100 mg.
·         Methiomozole (Tapazole), bekerja dengan cara memblok sreaksi hormone tiroid dalam tubuh. Obat ini mempunyai efek samping angranulositosis, nyeri kepala, mual muntah, diare, jaudisce , ultikaria. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 5 dan 20 mg.
·         Adrenargik bloker, seperti propanol dapat diberikan untuk mengontrol aktivitas saraf simpatetik, misalnya adanya takhikardia, palpitasi, tremor.
·         Pada pasien graves yang pertamakali iberikan OAT dosis tinggi, PTU 300-600 mg/hr atau methimazole 40-45 mg/hr
2.      Radioiod Terapi
Radioaktif iodine-133, yodium radioaktif secara bertahap akan mengahancurkan sel – sel yang membentuk kelenjar tiroid namun tidak akan menghentikan produksi hormone tiroid.
3.      Bedah Tiroid
Pembedahan dan pengangkatan total atau parsial (tiroidektomy). Operasi efektif dilakukan pada pasien dengan penyakit graves. Efek samping yang mungkin terjadi pada pembedahan adalah gangguan suara dan kelumpuhan saraf kelenjar tiroid.
4.      Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein, 3000 – 4000 kalori.




BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A.   Pengkajian
1.      Data demografi
Data demograf yang penting dikaji adalah usia dan jenis kelamin, karena merupakan factor yang berpengaruh terhadap hipertiroid.
2.      Riwayat kesehatan
a.       Riwayat keluarga dengan factor genetic, penyakit tiroid yang dialami, riwayat pengobatan dengan radiasi di leher, adanya tumor, riwayat trauma kepala, infeksi, riwayat penggunaan obat-obatan seperti thionamide, lithium, amiodarone, interferon alpha.
b.      Riwayat social ekonomi : kemampuan memlihari kesehatan, konsumsi dan pola makan, porsi makanan.
3.      Keluhan Utama
a.       Kaji hubungan dengan hipermetabolisme
·      Penurunan berat badan
·      Peningkatann suhu tubuh
·      Kelelahan
·      Makan dengan porsi banyak atau sering
b.      Kaji yang berhubungan dengan aktivitas
·      Cepat lelah
·      Intoleran aktivitas
·      Tremor
·      Insomnia
c.       Kaji yang berhubungan dengan gangguan persarfan
·      Iritabilitas
·      Emosi tidak stabil seperti cemas, mudah tersinggung
d.      Kaji berhubungan dengan gangguan penglihatan
·      Gangguan tajam penglihatan
·      Pandangan ganda
e.       Kaji yang berhubungan dengan gangguan seksual
·      Amenorrhea, mens tidak teratur
·      Menurunnya infertile, resiko absorpsi spontan
·      Menurunnya libido
·      Menurunnya perkembagan fungsi seksual
·      Impoten
f.       Kaji yang berhubungan dengan penyakit graves
·      Eksoftalmus
·      Pembesaran kelenjar tiroid
4.      Pengkajian psikososial
Pasien dengan hipertiroid biasanya menanmpakkan suasana hati yang tidak stabil, penurunan terhadap perhatian dan menunjukkan perilaku maniak. Sering juga didapatkan gangguan tidur.
5.      Pemeriksaan fisik
a.       Observasi dan pemeriksaan kelenjar tiroid
Palpasi kelenjar tiroid dan kaji adanya massa atau pembesaran. Observasi ukuran dan kesimetrisan pada goiter pembesaran dapat terjadi empat kali dari ukuran normal.
b.      Optalmopathy (penampilan dan fungsi mata yang tidak normal)
Pada hipertiroid sering ditemukan adanya retraksi kelopak mata dan penonjolan bola mata. Pada tiroksikosis kelopak mata mengalami kegagalan untuk turun ketika klien melihat kebawah.
c.       Observasi adanya bola mata yang menonjol karena edema pada otot ektraokuler dan peningkatan jaringan di bawah mata. Penekanan pada saraf mata dapat mengakibatkan kerusakan pandangan seperti penglihatan ganda, tajam penglihatan. Adanya iritasi mata karena kesulitan menutup mata secara sempurna perlu dilakukan pengkajian.
d.      Pemeriksaan jantung, komplikasi yang sering timbul pada hipertiroid adalah gangguan jantung seperti kardiodititis dan gagal jantung, oleh karenanya pemeriksaan jantung perlu dilakukan seperti tekanan darah, takhikardia, disritmia, bunyi jantung, pembesaran jantung.
e.       Musculoskeletal, biasanya ditemukan adanya kelemahan otot, hiperkatif pada reflex tendon dan tremor, iritabilitas.


B.   Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1.      Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan meningktnya metabolism rate
Tujuan :
·      Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
·      Berat badan pasien dalam batas normal
·      BUN dan seru albumin, Hct, Hb dan kadar limfosit dalam batas normal.
·      Tidak ada penurunan lebih lanjut dalam kekuatan dan toleransi aktivitas
·      Mukosa mulut utuh dan normal
Data yang mungkin muncul
·      Adanya tanda – tanda dan gejala kekurangan gizi
·      Berat badan kurang dari normal
·      Nilai BUN tidak normal dan serum albumun rendah, Hct, Hb, dan kadar limfosit.
·      Kelemahan dan kelelahan, sakit radang selaput lendir mulut konjungtiva pucat.
Intervensi Keperawatan
Rasional
1.      Monitor presentase mengkonsumsi makanan dan snack klien, catat pola asupan yang memadai
·         Menerapkan langkah – langkah untuk mempertahankan satatus gizi yang memadai
2.      Lakukan tindakan untuk meningkatkan asupan oral
·         Memperoleh konsultasi diet jika diperlukan untuk membantu klien dalam memilih makanan/cairan yang memenuhi kebutuhan gizi, yang menarik, dan mematuhi preferensi pribadi dan budaya
3.      Dorong masa istirahat sebelum makan untuk mengurangi kelelahan
·         Makan dalam keadaan rileks tidak terburu - buru
4.      Jaga lingkungan yang bersih dan santai, suasana yang menyenangkan
·         Meningkatkan selera makan
5.      Jaga kebersihan oral sebelum makan
·         Menghilangkan rasa tidak menyenangkan, menigkatkan rasa makanan/cairan
6.      Berikan makan pasien dalam porsi kecil tetapi sering
·         Mengurangi mual dan memenuhi kebutuhan nutrisi.
7.      Terapkan langkah – langkah untuk mencegah distensi gastrointestinal seperti posisi saat makan duduk atau semi fowler
·         Untuk mencegah perasaan kepenuhan dan awal kenyang
8.      Berikan makanan kesukaan pasien dengan tanpa kontraindikasi
·         Meningkatkan asupan makanan
9.      Hindari terlalu banyak minum sat makan
·         Minum yang banyak akan mengurangi nafsu makan.
10.  Kurangi aktivitas dan tingkat stress pasien
·         Aktivitas yang meningkatkan dan stress akan meningkatkan metabolism rate
11.  Pastikan makanan yang dimakan adalah tinggi kalori dan tinggi protein
·         Memenuhi kebutuhan kalori tubuh
12.  Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi alam perencaan nutrisi pasien.
·         Kerja tim kesehatan saling melengkapi terhadap masalah ppasien.
13.  Timbang berat badan setiap 3 hari
·         Mengevaluasi adanya kemajuan dalam peningkatan berat badan
14.  Evaluasi adanya tanda – tanda anemia  seperti pucat, sclera anemis, lemah, lesu
·         Anemia menunjukkan adanya nutrisi yang kurang
15.  Monitor hasil laboratorium seperti Hb, alnumin dan eritrosit
·         Mengevaluasi status nutrisi pasien
16.  Pendidikan kesehatan tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi
·         Peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang nutrisi memungkinkan pasien sadar akan dirinya terhadap kebutuhan nutrisinya.

2.      Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan sekunder terhadap meningkatnya metabolism, gagal jantung.
Tujuan :
Pasien mampu melakukan aktivtas secara normal
Kriteria hasil :
·         Pasien dapat melakukan aktivitas normal
·         Pasien dapat mempertahankan keseimbangan istirahat dan aktivtas.
·         Pasien dapay beradaptasi dalam kegiatan fisik, ditandai dengan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan nadi dalam batas normal.
·         Mengungkapkan pemahaman tentang kebutuhan untuk menyeimbangkan istirahat dan aktivitas
·         Menunjukan peningkatan toleransi aktivitas.
Data yang mungkin muncul
·         Adanya tanda – tanda anemia
·         Kelelahan setelah melaksanakan aktivitas
·         Ketidakmampuan melaksanakan ativitas
·         Nadi meningkat setelah melakasanakan aktivtas
·         Pernafasan dan denyut jantung yang cepat
Intervensi keperawatan
Rasional
1.      Tentukan penyebab dari intoleransi aktivitas apakah factor fisik, psikologis, atau motivasi
·         Menentukan penyebab dan dapat membantu intervensi yang tepat
2.      Nilai klien setiap hari untuk kesesuaian kegiatan dan beristirahat atau tidur
·         Perintah tidak tepat tidur untuk istirahat berkepanjangan dapt menyebabkan intoleransi aktivitas
3.      Hindari terlalu lama badrest
·         Terlalu lama badrest mengakibatkan penurunan fungsi paru, jantung dan alat gerak
4.      Jika diperlukan, secara bertahap meningkatkan aktivitas, sehingga memungkinkan klien untuk merubah posisi, mentransfer, dan perawatan diri sedini mungkin
·         Meningkatkan membantu untuk mempertahankan kekuatan otot, dan daya tahan, memungkinkan klien untuk berpartisipasi mengurangi persepsi klien sebagai tidak mempu dan lemah
5.      Pastikan klien melakuan perubahan posisi perlahan – lahan
·         Melatih kemampuan aktivitas pasien
6.      Pertimbangkan menggunakan kursi atau tempat tidur untuk klien yang tidak bisa bangun dari tempat tidur
·         Istirahat ditempat tidur dalam posisi terlentang akan mengalami kehilangan volume plasma, yang berkontribusi terhadap hipotensi postural dan sinkop
7.      Ketika melakukan aktivitas, amati untuk gejala intoleransi seperti mual, pucat, pusing, pandangan kabur, dan kesadaran terganggu, serta perubahan tanda vital
·         Aktivtias membutuhkan energy termasuk meningkatkan kerja jantung dan tanggapan tekanan darah.
8.      Lakukan gerakan latihan pasif jika klien dapat mentolerir aktivitas
·         Gerak latihan pasif memberikan kontribusi untuk meningkatkan tonus otot dan mencegah terjadinya kontraktur dan keterbatasan pergerakan.
9.      Lakukan istirahat diantara periode aktivitas.
·         Periode istirahat penurunan konsumsi oksigen
10.  Perhatikan integritas kulit beberapa kali sehari
·         Kegiatan intoleransi dapat menyebabkan ulkus tekanan, kelembaban, gesekan, predisposisi perkembangan ulkus.
       


BAB IV
CONTOH KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN HIPERTIROID
PADA BANGSAL MAWAR RUMAH SAKIT SEJAHTERA
SLEMAN

KASUS
Ny.X ( 38th ) datang ke RS Sejahtera dengan keluhan cepat letih,tidak tahan terhadap panasnya matahari,gemetaran,penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik. Pada pemeriksaan didapatkan exoptalmus,palpitasi,takikardi,dan tremor. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar hormone TH dan TSH tinggi,riwayat Ny.X adalah sering mengkomsumsi yodium yang banyak.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tanggal / jam MRS                 : 3 juni 2013
Ruang                                      : Mawar
No. Register                            : 123456
Dx medis                                 : hiperteroid
Tanggal Pengkajian                 : 10 juni 2013

1.      Biodata :

Pasien
Nama/umur                       : Ny.X (38 tahun)
Jenis kelamin                     : perempuan
Agama                               : Islam
Suku Bangsa                     : Indonesia
Pendidikan                         : SMP
Pekerjaan                           : -
Status Pernikahan              :  menikah
Alamat                               : Jl.Mangga No.4 Sleman Yogyakarta

Penanggung jawab                       
Nama/Umur                      : Tn.A/ 40 th
Jenis kelamin                     : laki-laki
Hubungan dengan pasien  : istri
Alamat                              :Jl.Mangga No.4 Sleman Yogyakarta

2.      Riwayat Sakit dan Kesehatan

a.        Keluhan Utama    
Cepat letih,tidak tahan terhadap panas matahari,gemetaran,penurunan berat badan walaupun nafsumakan baik.

b.        Riwayat Penyakit Sekarang 
Cepat letih,tidak tahan terhadap panas matahari,gemetaran.

c.        Riwayat Penyakit Dahulu      
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit Serupa.

d.       Riwayat Penyakit Keluarga   
Keluarga klien tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang sama dengan klien.

3.      Pemeriksaan Fisik :

a.      Keadaan Umum :
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD :130/90 mmHg         RR : 24x/m
            N   : 110x/m                  SB : 37°C
BB Sebelum / Sesudah sakit ; 60 Kg  /  50 Kg                     TB : 180 cm
b.      Kepala
·         Kulit                                  : tampak bersih
·         Rambut                             : Persebaran merata,warna hitam,tidak lembab dan tidak                                                                                           berminyak
·         Muka                                 : tidak terdapat lesi dan edema, bersih dan simetris
·         Mata                                  :
-        Konjungtiva               : tampak anemis, pucat,warna agak kekunngan
-        Sclera                         : tampak edema
-        Pupil                          : isokor
-        Palpebra                     : edema
-        Lensa                         :  tidak bening, keruh
-        Visus                          : tidak ada gangguan
-        Buta warna                : klien tidak buta warna
·         Hidung                              : bersih,tidak ada polip dan tidak ada secret
·         Mulut                                :
-        Gigi                            : bersih, tidak ada caries, tidak menggunakan gigi palsu
-        Bibir                           : tidak ada stomatitis, mukosa lembab
·         Telinga                              : bersih, tidak ada secret
·         Leher                                 :tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugulari
·         Tenggorokan                     : tidak ada nyeri telan dan pembesaran tonsil
c.       Dada   :
1.      Inspeksi                             : tampak simetris ka/ki
2.      Pulmo                                :
Palpasi                               : batas paru teraba ICS1-ICS5 sinistra dextra
Perkusi                              : terdengar timpani seluruh lapang paru
Auskultasi                         : suara vesikuler seluruh lapang paru
3.      Cor                                    :
Palpasi                               : Ictus cordis : teraba di ICS 5 midclavikula sinistra
Perkusi                              : batas jantung : Dx:ICS3 dan S:ICS5
Asukultasi                          :
ü  bunyi jantung I (SI) :  tidak terdengar terdengar LUB (ICS2 midclavikula sinistra)
ü  Bunyi jantung II (SII) :tidak terdapat/ terdengar DUP(ICS 4 midslavicula sinistra)
ü  Bunyi jantung III (SIII) : tidak terdengar
ü  Murmur  : tidak terdengar

d.      Abdomen
1.      Inspeksi :
Bentuk                              : tampak asites pada kuadaran kanan atas
Tepi perut                          : terlihat asites
Bendungan                        : tidak terdapat bendungan vena
Asites                                : terdapat asites
2.      Perkusi                              :
ü  kuadran kanan atas terdengar pekak pada hepar
ü  Kuadran kiri atas terdengar timpani pada gaster
3.      Palpasi                               :
Nyeri                                 :  tidak terdapat nyeri tekan
Massa/benjolan                  :  terdapat massa kuadran kanan atas
Pembesaran hepar             : terjadi pembesaran hepar/hepatomegali
Titik Mc Burney                : tidak ada nyeri tekan pada Mc burney

e.       Musculoskeletal
Ø  Ektremitas superior           :          
·         Kekuatan otot ka/ki    : 5/5
·         ROM ka/ki                  : penuh
·         Capillary refile            : < 2 detik
·         Pitting edema              : kurang dari 4 detik
·         Akral                           : hangat

Ø  Ektremitas inferior            :
·         Kekuatan otot ka/ki    : 5/5
·         ROM ka/ki                  : penuh
·         Capillary refile            : < 2 detik
·         Pitting edema              : <4 detik
·         Akral                           : hangat
·         Terdapat oedem pada ektremitas inferior

f.       Integumen
1.      Warna kulit                       : kulit tampak menguning
2.      Turgor                               : elastis
3.      Lesi                                   : tidak terdapat lesi
4.      Vulnus                               : tidak terdapat vulnus
5.      Edema                               :  ada edema pada ekstremitas infeior
6.      Bercak                               : tidak ada bercak
7.      Bengkak                            :  ada bengkak pada ekstremitas inferior
g.      Genetalia dan rektum
1        Inspeksi                             : tidak terdapat masa dan benjolan
2        palpasi                               : tidak teraba massa

h.      Terapi Medis
CairanIV      :NACL 500 cc / 20 tpm
           Obatperoral :1.karbimatop 30-60 mg/hari
                     2.metimazol    30-60 mg/hari
                     3.propiltiourasil 300-600 mg/hari

i.        Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan
Tanggal
Hasil
Nilai normal
Keterang
Laboratorium
3/.6/2013
Kadar hormon TH dan TSH



Terjadi peningkatan
Photo rotgen






USG
3/o/2013
tampak pembesaran oragan hati, asites +



Terjadi gangguan fungsi hati
Lain-Lain :













4.      Intervensi Keperawatan

Diagnosa Kep.
Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Keletihan berhubungan dengan ketidasembangan energi dan kebutuhan tubuh
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam keletihan klien dapat teratasi.
Dengan KH:
·         Kemampuan aktivitas klien adekuat
·         tidak ada takikardi dan palpitasi
·         Keseimbangan aktivitas dan istirahat
·         Kaji respon kardiorespirasi terhadapat aktivitas .
·         Ajarkan teknik dan manajemen aktivitas
·         Dorong klien dan keluarga untuk mengespresikan perasaannya.
·         Catat aktivitas yang meningkat keletihan
·         Mengetahui tingkat aktivitas yang di toleransi secara fisiologis
·         Mencegah terjadinya kelelahan
·         Mengurangi keletihan
·         Mengetahui kelethan dan kelelahan klien dalam melakukan aktivitas
Penurunan curah jantung berhubungan dengan palpitasi dan takikardi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan penurunan curah jantung klien dapat teratasi.
Dengan KH:
·         Tanda – tanda vital  dalam batas normal
·         Dapat mentoleransi aktivitas,tidak ada kelelahan
·         Kaji tanda-tanda vital klien
·         Catat tanda dan gejala adanya penurunan curah jantung
·         Batasi aktivitas klien
·         Anjurkan klien untuk menurunkan stress
·         Mengetahui tanda-tanda vital klien
·         Mengetahui adanya penurunan curah jantung
·         Untuk mengurangi kelelahan dan dan keletihan
·         Mengetahui apakah ada nyeri dada
·         Lingkungan yang nyaman dapat mengurangi stress klien
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Dengan KH:
·         BB klien kembali normal
·         Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi
·         Timbang berat badan klien
·         Kaji faktor  penyebab gangguan pemenuhan nutrisi
·         Monitor lingkungan selama makan
·         Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kalori dan nutrisi klien
Mengetahui pola nutrisi klien
  Mengetahui berat badan klien
Mengidentifikasi factor penyebab
Lingkungan nyaman meningkatkan nafsu makan
 Menentukan kebutuhan kalori dan nutrisi klien





DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto,dkk. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin ;TIM Jakarta
http://www.drt.net.id/sistim+endokrinkelenjartiroid/peduli.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar