Laman

Jumat, 22 Januari 2016

FISIOLOGI URETRA

STIKES HUSADA MANDIRI POSO



KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas kasih dan penyertaan-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ FISIOLOGI URETRA “ dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sistem Perkemihan.
            Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari dosen pembimbing dan rekan-rekan mahsiswa sekalian sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi proses belajar dan mengajar.
Terima kasih.


Poso, 05 Agustus 2014
Penyusun

         Kelompok IV









DAFTAR ISI


COVER
KATA PENGANTAR..........................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I     : PENDAHULUAN...............................................................................................3
BAB II   : PEMBAHASAN.................................................................................................4-6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................7



















BAB I
PENDAHULUAN

Tubuh manusia dapat dilihat sebagai suatu sistem yang dapat berubah-ubah kinerjanya. Kemampuan berbagai organ didalam tubuh serta pengendalian setiap organ secara terkoordinasi dalam suatu sistem, salah satu misalnya sistem urinaria atau pengeluaran cairan.  Sistem urinaria memiliki peranan penting bagi tubuh. Sistem ini memberi sejuta fungsi tersendiri bagi manusia khususnya.
Kelangsungan hidup secara normal tergantung pada pemeliharaan konsentrasi garam, asam dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal dan pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh. Untuk mempertahankan homeostatis ekskresi air dan elektrolit sesuai dengan asupan. Jika asupan kurang dari ekskresi jumlah zat dalam tubuh akan berkurang. Kapasitas ginjal untuk mengubah ekskresi natrium sebagai respons terhadap perubahan asupan natrium sangat besar. Ini menunjukkan bahwa pada manusia normal natrium dapat ditingkatkan. Hal ini sesuai untuk air dan kebanyakan elektrolit lainnya, seperti klorida, kalium, kalsium, hidrogen, magnesium dan fosfat.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSEYZ5puRMPAGkUWjVuDwPgQrjWj0Qq_669f0xp_BmoUbRwcU8xVVLS9d7yyTX4sWkLvL_2RKXf0ZuwaYl0JB2lTFfiGUDj0wtOZewujA7rsbGNJb5ZQbhhbdbfLZkD-rRPNM6opFDHQk3/s400/3.png



BAB II
PEMBAHASAN

FISIOLOGI URETRA                                   

Uretra merupakan saluran membranosa sempit yang berjalan dari leher kandung kemih dan berpangkal pada lubang air yang berfungsi menyalurkan air kemih dari kandung kemih keluar tubuh.Urine dikeluarkan melalui uretra.
Uretra pada pria terdiri dari : Uretra prostatia, Uretra membranosa, Uretra kavernosa, Lapisan uretra pria terdiri dari :
·         Lapisan mukosa (lapisan paling dalam)
·         Lapisan submukosa
Uretra pada wanita : Terletak dibelakang simfisis pubis, berjalan miring sedikit kearah atas. Hanya berfungsi sebagai tempat menyalurkan urine ke bagian luar tubuh. Lapisan uretra wanita terdiri dari : Tunika muskularis (lapisan sebelah luar), Lapisan spongeosa, Lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).
Pada vesikouretra junction terdapat penebalan dari muskulus detrusor yang disebut internal urethral sphincter  (involuntary). Sedangkan eksternal urethral sphincter (voluntary) dibentuk oleh muskuluskeletal yang mengelilingi uretra melalui diafragma urogenital. Dindingnya terdiri dari tigalapisan yaitu: epitel transional, columnair pseudostratified  dansquamous stratified.  Letak uretra di atas dari orivisium internal uretra pada kandung kemih dan terbentang sepanjang 1,5inchi ( 3,75 cm) pada wanita dan 7-8 inchi (18,75 cm) pada pria.

Fisiologi dari Uretra adalah berfungsi untuk transport urine dari kandung kemih ke meatus ekstem dan dikeluarkan ke luar tubuh.
Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada wanita berukuran lebih pendek (3.5 cm) dibanding uretra pada pria. Setelah melewati diafragma urogenital, uretra akan bermuara pada orifisiumnya di antara klitoris dan vagina (vagina opening). Terdapat m. spchinter urethrae yang bersifat volunter di bawah kendali somatis. Jenis epitelnya bervariasi, tetapi yang utama epitel berlapis gepeng. Namun, di dekat kandung kemih biasanya terdapat epiteh transisional yang mungkin juga terdapat bercak-bercak epitel bertingkat atau epitel berlapis kolumnar. Lumen berbentuk seperti bulan sabit pada irisan melintang dan mukosa membentuk lipatan longitudinal. Lamina propia terdiri atas jaringan ikat longgar dan berisi pleksus vena berdinding tipis, mirip seperti korpus spongiosum pada pria. Mukosa terutama dikelilingi otot polos yang berjalan longitudinal, yang merupakan lanjutan otot polos di lapisan kandung kemih. Pada bagian permulaan uretra, serat-serat berjalan melintang dan ini merupakan lanjutan otot detrusor yang berfungsi sebagai sefingter yang tidak disadari. Lapisan otot polos dikelilingi oleh sfingter otot skelet, yaitu sfingter uretra yang disadari. Tunika adventisia sebagai  lapisan vagina yang terdiri dari jaringan ikat.
Sedangkan uretra pada pria , memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter).
Pada pria, secara anatomis terdiri atas Uretra Prosterior dan Uretra Anterior. Yang termasuk Uretra Prosterior  yaitu:
1.      Pars prostatika
Panjangnya (3-4 cm), merupakan bagian yang melewati/menembus kelenjar prostat. Bagian ini dapat lebih dapat berdilatasi/melebar dibanding bagian lainnya. Waktu berjalan melalui prostat menerima muara saluran keluar prostat, selanjutnya tonjolan berbentuk kerucut (kolikulus seminalis) terdapat pada dinding posterior. Lubang kecil pada kolikulus seminalis membentuk kantong kecil yang buntu disebut utrikulus prostatikus.
Pars prostatika uretra dibatasi oleh epitel transisional, lammina propia terdiri atas jaringan ikat longgar dan pada bagian yang lebih dalam banyak vaskularisasi. Mukosa dikelilingi oleh selapis otot polos, yang merupakan lanjutan lapisan otot longitudinal sebelah luar.
2.      Pars membranosa
Panjangnya (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan tersempit. Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis melintasi diafragma urogenital. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh m.sphincter urethrae eksternal yang berada di bawah kendali volunter (somatis). Epitel yang membatasi adalah epitel berlapis kolumnar. Otot polos selanjutnya dikelilingi otot skelet di membran perinealis dalam nentuk sfingter uretra yang disadari.
Yang termasuk Uretra Anterior  yaitu:
1. Pars Bulbaris
Terletak di proksimal,merupakan bagian uretra yang melewati bulbuspenis.



2. Pars spongiosa / pendulans / cavernosa
Panjangnya (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang, membentang dari pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar penis. Bagian ini dilapisi oleh korpus spongiosum di bagian luarnya.Ditemukan pelebaran lumen yang kemudian menjadi sempit lagi sampai mencapai glans penis.Dan lumen melebar lagi membentuk fossa navikularis.Epitelnya berlapis kolumnar sampai fossa navikularis, yang dibatasi oleh epitel berlapis gepeng, berhubungan langsung dengan epidermis bagian luar.
3. Pars Glandis
Bagian uretra di gland penis. Uretra ini sangat pendek dan epitelnyasangat berupa squamosa (squamous compleks noncornificatum).
























DAFTAR PUSTAKA

Gibson John. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk perawat. Jakarta. EGC
Pearce,Evelyn. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta. Gramedia
Saiffuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta. Salemba Medika
www.google.com//fisiologiuretra

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar