BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteoartritis
(OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif sendi),
adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul
karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. Osteoartritis
(OA) adalah bentuk dari arthritis yang berhubungan dengan
degenerasi tulang dan kartilago yang paling sering terjadi pada usia lanjut.
Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis
degeneratif, osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu
masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang
– orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis,
lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering
disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65
tahun. Lebih dari
Sepertiga
orang dengan usia lebih dari 45 tahun
mengeluhkan gejala persendian yang bervariasi mulai sensasi
kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan
aktivitas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap,
biasanya dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi. Degenerasi
sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada
sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi
synovial mana pun. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini meningkat dengan
bertambahnya usia.
Pada sendi, suatu jaringan tulang
rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago biasanya menutup ujung-ujung
tulang penyusun sendi. Suatu lapisan cairan yang disebut cairan
sinovial terletak
di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak sebagai bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang
tersebut bergesekan dan saling mengikis satu sama lain.
Pada kondisi kekurangan cairan
sinovial lapisan
kartilago yang menutup ujung tulang akan bergesekan satu sama lain. Gesekan
tersebut akan membuat lapisan tersebut semakin tipis dan pada akhirnya akan
menimbulkan rasa nyeri.
Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri
sendi. Masyarakat
awam dan bahkan beberapa dokter (secara keliru) langsung
beranggapan karena disebabkan oleh rematik atau asam
urat. Sebagian lagi berpikir akibat osteoporosis. Namun kenyataannya penyebab
utamanya nyeri
sendi (khususnya
yang dialami oleh yang berusia lebih dari 45 tahun) adalah osteoartritis.
Penyebab osteoartritis bermacam-macam. Beberapa penelitian menunjukkan adanya
hubungan antara osteoarthritis dengan reaksi alergi, infeksi, dan invasi fungi (mikosis). Riset lain juga menunjukkan
adanya faktor
keturunan (genetik) yang terlibat dalam penurunan penyakit ini. Namun
demikian, beberapa faktor risiko terjadinya osteoartritis adalah sebagai
berikut:
·
Kelebihan
berat badan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Osteoartritis
yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun
terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan
kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer, C Suzanne, 2002
hal .1087).
Osteoartritis
merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki urutan
pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang
ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di
atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan
frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
Sedangkan
menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) osteoartritis merupakan
kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang dapat digerakkan,
terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran patologis yang karakteristik
berupa buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru pada
sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang membentuk sendi, sebagai hasil akhir
terjadi perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis dan patologis secara
serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan sub kondrial dan jaringan tulang
yang membentuk persendian. (R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi ,1999).
Osteoarthritis
(OA) atau penyakit degenerasi sendi ialah suatu penyakit kerusakan tulang rawan
sendi yang berkembang lambat yang tidak diketahui penyebabnya, meskipun
terdapat beberapa factor resiko yang berperan. Keadaan ini berkaitan dengan
usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang mananggung
beban dan secara klinis ditandai oleh nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan
hambatan gerak.
B.
Etiologi
Penyebab dari osteoartritis hingga
saat ini masih belum terungkap, namun beberapa faktor resiko untuk timbulnya
osteoartritis antara lain adalah :
1.
Umur.
Dari
semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang
terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan
bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada
umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
2.
Jenis
Kelamin.
Wanita
lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan
dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita
tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari
pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis
osteoartritis.
3.
Genetic
Faktor
herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari
seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal
terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan
anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu
dananak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
4.
Suku.
Prevalensi
dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat perbedaan
diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha lebih jarang
diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis
lebih sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit
putih.
Hal ini mungkin berkaitan dengan
perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan
pertumbuhan.
5.
Kegemukan
Berat
badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya
osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya
berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga
dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
C.
Patofisiologi
Penyakit
sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan
progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi
mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru
pada bagian tepi sendi.
Proses
degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan unsur
penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress biomekanik
tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya polisakarida protein
yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan
tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena adalah sendi yang harus
menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi
interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoartritis
pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal ini
disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan
ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut.
Perubahan-perubahan
degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu misalnya
cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi
lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan
ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur pada ligamen atau adanya perubahan
metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi
dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang
menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas, adanya hipertropi atau nodulus.
( Soeparman ,1995).
D.
Manifestasi Klinis
Gejala-gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang
terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan,
mula-mula rasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang saat istirahat.
Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi , krepitasi, pembesaran
sendi, dan perubahan gaya berjalan.
E.
Pencegahan
Osteoartritis
Dengan mengetahui faktor
predisposisi di atas. Sebaiknya dilakukan hal-hal berikut untuk menghindari
sedini mungkin anda terserang OA atau membuat OA tidak kambuh yaitu dengan
·
Menjaga
berat badan
·
Olah
raga yang tidak banyak menggunakan persendian
·
Aktifitas
Olah raga sesuai kebutuhan
·
Menghindari
perlukaan pada persendian.
·
Minum
suplemen sendi
·
Mengkonsumsi
makanan sehat
·
Memilih
alas kaki yang tepat dan nyaman
·
Lakukan
relaksasi dengan berbagai tehnik
·
Hindari
gerakan yang meregangkan sendi jari tangan.
·
Jika
ada deformitas pada lutut, misalnya kaki berbentuk O, jangan dibiarkan. hal
tersebut akan menyebabkan tekanan yang tidak merata pada semua permukaan tulang
E. Penatalaksanaan
1. Obat obatan
Sampai
sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis, oleh
karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk
mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan.
Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik dan sekaligus
mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses
patologis osteoartritis.
2. Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau
diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang baik. Perlu dihindari aktivitas
yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian tongkat, alat-alat listrik
yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan. Beban pada lutut
berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).
3. Diet
Diet untuk menurunkan berat badan
pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi program utama pengobatan
osteoartritis. Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi timbulnya
keluhan dan peradangan.
4. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan
pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya
yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin menyembunyikan
ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut memikirkan
penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan untuk memakai alat-alat
pembantu karena faktor-faktor psikologis.
5. Persoalan Seksual
Gangguan seksual dapat dijumpai pada
pasien osteoartritis terutama pada tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali
diskusi karena ini harus dimulai dari dokter karena biasanya pasien enggan
mengutarakannya.
6. Fisioterapi
Fisioterapi
berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi pemakaian
panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas yang sedang
diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi
yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai
sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator,
bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi dari
pancuran panas.
Program
latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang
biasanya atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometric lebih baik
dari pada isotonic karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi
dan tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena berkurangnya
beban ke sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-otot periartikular
memegang peran penting terhadap perlindungan rawan senadi dari beban, maka
penguatan otot-otot tersebut adalah penting.
7. Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis
dengan kerusakan sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan
fungsi. Tindakan yang dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi
ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan
fragmen tulang rawan sendi, pebersihan osteofit.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
1. DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN
·
Aktivitas/Istirahat
Gejala:
Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi :
kekakuan pada pagi hari.
Keletihan
Tanda: Malaise
Keterbatasan rentang gerak ; atrofi
otot, kulit : kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot
·
Kardiovaskuler
Gejala : Jantung cepat, tekanan
darah menurun
·
Integritas
Ego
Gejala:
Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, factor-faktor hubungan
Keputusasaan
dan ketidak berdayaan
Ancaman pada konsep diri, citra
tubuh, identitas pribadi misalnya ketergantungan pada orang lain
·
Makanan
Atau Cairan
Gejala:
Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat : mual.
Anoreksia
Kesulitan
untuk mengunyah
Tanda: Penurunan berat badan
Kekeringan
pada membran mukosa
·
Higiene
Gejala:
berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan pada
orang lain.
·
Neurosensori
Gejala: kebas/kesemutan pada tangan
dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan
Tanda: Pembengkakan sendi
·
Nyeri /
Kenyamanan
Gejala: fase akut dari nyeri, Terasa
nyeri kronis dan kekakuan
·
Keamanan
Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan
rumah tangga, Kekeringan pada mata dan membran mukosa
·
Interaksi
Sosial
Gejala: kerusakan interaksi dan
keluarga / orang lsin : perubahan peran: isolasi
2.
Rencana Asuhan
Keperawatan
a)
Kerusakan
mobilitas fisik sehubungan dengan nyeri dan ketidaknyaanan, gangguan
muskuloskeletal.
DO:
·
Kesulitan dalam bergerak
·
Keluhan nyeri
·
Saat gerakan rentang gerak terbatas,
penurunan kekuatan otot.
Hasil yang
diharapkan :
·
Mempertahankan posisi dan fungsi,
dibuktikan oleh tidak adanya kontraktur
·
Menunjukkan peningkatan kekuatan dan
fungsi sendi serta tungkai yang sakit.
·
Menyatakan pemahaman pengobatan
individu dan berpartisipasi dalam program rehabilitasi.
Intervensi :
a.
Bantu rentang gerak pada sendi yang
tidak sakit.
b.
Tingkatkan partisipasi program latihan
rutin
c.
Dorong partisipasi aktifitas
sehari-hari
d.
Berikan penguatan positif.
b) Nyeri sehubungan dengan usia lanjut,
penyakit sendi kronis sebelumnya
Kemungkinan
dibuktikan oleh :
·
Keluhan nyeri atau perilaku distraksi
atau melindungi
Hasil yang
diharapkan :
·
Keluhan nyeri hilang atau terkontrol
Intervensi :
a.
Kaji keluhan nyeri
b. Kelola
pemberian obat sebelum aktifitas
c.
Berikan penghilang sakit sesuai indikasi
d.
Pertahankan pergerakan alat gerak seperti terapi fisik, alat latihan.
c) Kurangnya pengetahuan tentang kondisi
prognosis dan kebutuhan pengobatan sehubungan dengan kurangnya informasi.
Kemungkinan
dibuktikan oleh :
·
Pernyataan yang salah tentang konsep
yang diberikan
Hasil yang
diharapkan :
·
Menyatakan pemahaman tentang kondisi
prognosis dan kebutuhan pengobatan.
Intervensi :
a.
Berikan pendidikan kesehatan sesuai
dengan tingkat pemahaman klien mengenai kondisi yang dialami.
b.
Kaji ulang tingkat pengetahuan klien
tentang penyakitnya
c.
Berikan reinforcement positif terhadap
jawaban yang diberikan.
SKENARIO 1 :
Ny. W 55 tahun keluhan
utama nyeri pada kedua lutut, nyeri lutut dirasakan sejak 4 hari, kedua lutut
terasa kaku <20 menit waktu bangun pagi, kesulitan berjalan, nyeri bertambah
jika lutut jongkok, naik turun tangga, cuaca dingin dan berkurang jika
istirahat.
Kata kunci : OSTEOATRITIS
PERTANYAAN :
1.
PENYAKIT
APA YANG DIDERITA OLEH Ny.W ?
Jawab
:
OSTEOATRITIS
2.
MENGAPA Ny.W SAMPAI DAPAT MENGALAMI
OSTEOATRITIS JELASKAN!
Jawab:
Pada kasus osteoatritis
salah satu factor yang menyebabkan ialah pertambhan umur, mengigat umur dari
Ny.W ialah 55 thn sehingga proses degenaritif(mulai berkurangx fungsi organ
seiring pertambahn umur/semakin menua) sangat berperan sehingga Ny.W mengalami penyakit
osteoatritis ini.
3. JIKA SALAH SATU FAKTOR PENYEBAB
OSTEOATRITIS DARI UMUR BERAPA SAJA SESEORANG RENTAN MENGALAMI OSTEOATRITIS?
Jawab:
Umur sangat berperan dalam terjadinya penyakit osteoatritis yaitu bagi
perempuan dari umur 35 sampai seterusnya karena pada umur inilah proses
degenaritf (penurunan fungsi organ) muai dialami, namun semua itu tergantung
dari pola hidup sesorang.
4.
SELAIN UMUR YANG DAPAT MENGAKIBATKAN PENYAKIT OSTEOATRITIS JELASKAN!
Jawab :
Jenis
Kelamin.
Wanita
lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan
dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita
tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari
pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis
osteoartritis.
Genetic
Faktor
herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari
seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal
terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan
anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu
dananak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
Suku.
Prevalensi
dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat perbedaan
diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha lebih jarang
diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis
lebih sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit
putih. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan
pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
Kegemukan
Berat
badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata
tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi
juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
5.
JELASKAN
PROSES MENGAPA Ny.W SAMPAI MENGALAMI KEDUA LUTUT TERASA KAKU PADA PAGI HARI,
SULIT BERJALAN, NYERI BERTAMBAH JIKA LUTUT JONGKOK, NAIK TURUN TANGGA, CUACA
DINGIN.
Jawab
:
Ny.W mengalami kaku pada pagi hari
karena tidak adanya pergerkan sendi pada saat tidur kareana adanya inflamasi
pada sendi Ny.W mengakibatkan terjadinya kaku pada pagi hari setelah bangun
tidur, Ny.W juga mengalami sulit berjalan dikarenakan adanya inflamasi sendi
dan kurangnya pelumas yang menmungkinkan seseorang mudah untuk berjalan, nyeri
saat jonkok dan naik turun tangga dirasakan karena sendi yang meradang tidak
mampu lagi menopang berat badan Ny.W dan mendapatkan gesekan2 yang memici
adanya nyeri, cuaca dingin dirasakan karena lapisan yang melindungi sendi dari
rangsang luar misalnya dingin telah mengalami peradangan.
6. PENATALAKSANAAN
APA YANG PERLU DIBERIKAN PADA Ny.W UNTUK MERINGANKAN PENYAKIT Ny.W?
Jawab
:
Selain pemberian obat – obatan untuk
memperinagn penyakit Ny.W pelu dilakukan juga, Perlindungan sendi yaitu
Perlu dihindari aktivitas yang
berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian tongkat, Fisioterapi :Program latihan bertujuan untuk
memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada sekitar
sendi osteoartritis. Latihan isometric lebih baik dari pada isotonic karena
mengurangi tegangan pada sendi.
7. PENCEGAHAN
APA YANG PERLU UNTUK MENGHINDARI TERKENANYA OSTEOATRITIS YANG DIDERITA Ny.W?
Jawab
:
Menjaga berat badan, Olah raga yang
tidak banyak menggunakan persendian, Aktifitas Olah raga sesuai kebutuhan, Menghindari
perlukaan pada persendian., Minum suplemen sendi, Mengkonsumsi makanan sehat, Memilih
alas kaki yang tepat dan nyaman, Lakukan relaksasi dengan berbagai tehnik, Hindari
gerakan yang meregangkan sendi jari tangan., Jika ada deformitas pada lutut,
misalnya kaki berbentuk O, jangan dibiarkan. hal tersebut akan menyebabkan
tekanan yang tidak merata pada semua permukaan tulang
8. SELAIN
OSTEAOTRITIS PENYAKIT SENDI LAIN APA SAJA YANG DAPAT DIDERITA SESORANG?
Jawab:
·
Nyeri jari – jari tangan : penyakit trigger
finger,
de Quervain, carpal tunnel
syndrome.
·
Nyeri
bahu&siku :bahu : shoulder
impingement,
siku: tennis
elbow ,
golfer’s elbow , shoulder
impingement
·
Nyeri
pinggul&lutut : Osteoatritis
9. APA
SAJA FOKUS PENGKAJIAN PADA PASIEN YANG PERLU DILAKUKAN PADA Ny.W?
Jawab
:
Aktivitas/Istirahat,
Kardiovaskuler, Integritas Ego, Makanan Atau Cairan, Higiene, Neurosensori,
Nyeri / Kenyamanan, Keamanan, Interaksi Sosial
10. DIAGNOSA APA SAJA YANG DAPAT
DIANGKAT PADA KASUS Ny. w?
Jawab :
1. Nyeri
sehubungan dengan usia lanjut, penyakit sendi kronis sebelumnya
2. Kerusakan
mobilitas fisik sehubungan dengan nyeri dan ketidaknyaanan, gangguan
muskuloskeletal.
3. Kurangnya
pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan sehubungan
dengan kurangnya informasi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.drt.net.id/Osteoatritisl/peduli.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar