BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Vesika Urinaria
Vesika
urinaria atau yang lebih dikenal dengan kantong kemih merupakan salah satu
organ dalam saluran ekskresi yang berbentuk seperti kantung. Vesica urinaria
merupakan organ musculer berongga yang ukuran dan posisinya tergantung pada
jumlah urine didalamnya. Pada keadaan kosong vesica urinaria mempunyai struktur
berdinding tebal, berbentuk seperti buah pir yang terletak diatas pelvis.
Peritonium menutupi bagian cranial dari vesica urinaria, bagian caudal ditutupi
oleh fascia pelvis. Vesica urinaria disuplai oleh arteri-arteri yang berasal
dari arteri pudenda, cabang dari arteri obturatoria dan arteri umbilikalis
(Frandson, 1996).
Vesika
urinaria merupakan ruang yang dibatasi oleh sel epitel transisional-urotelium,
yang dikelilingi oleh jaringan ikat –lamina propria dan otot polos.
Urotelium vesika urinaria yang normal mempunyai ketebalan 7-8 sel dan mempunai
3 zona sel : basalis, intermedia,dan lapisan permukaan yang khusus. Otot polos
tersusun dalam anyaman yang saling bersilangan. Urin dari ginjal mengalir masuk
ke dalam vesika urinaria melalui ureter, yang akan disimpan dalam waktu
tertentu dan kemudian dikeluarkan melalui uretra.
B.
Letak dan
Bagian Vesika Urinaria
Berdasarkan
letaknya di dalam susunan sistem urinaria, bagian ini terletak sebelum saluran
uretra dan dibawah saluran uereter, atau dengan kata lain kantong kemih
terletak di antara ureter dan uretra. Bagian ini disebut sebagai simpanan
sementara dikarenakan bagian ini dialiri kemih secara terus menerus dari 2
saluran ureter di atasnya.
Kandung
kemih terletak dibelakang simfisis pubis, didalam rongga panggul. Bentuknya
seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis medius. Dapat mengembang dan mengempis seperti
balon karet.
Vesika urinaria (kandung kemih): terletak tepat di belakang os pubis,
merupakan tempat penyimpanan urine yang berdinding otot kuat, bentuknya
bervariasi sesuai dengan jumlah urine yang dikandung. Kandung
kemih pada waktu kosong terletak dalam rongga pelvis, sedangkan dalam keadaan
penuh dinding atas terangkat masuk ke dalam region hipogastrika. Apeks kandung
kemih terletak di belakang pinggir atas simfisis pubis dan permukaan
posteriornya berbentuk segitiga. Bagian sudut superateral merupakan muara
ureter dan sudut inferior membentuk uretra.
Bagian atas kandung kemih ditutupi oleh peritoneum yang membentuk
eksavasio retrovesikalis sedangkan bagian bawah permukaan posterior dipisahkan
dari rektum oleh duktus deferens, vesika seminalis, dan vesika retrovesikalis.
Permukaan superior seluruhnya ditutupi oleh peritoneum dan berbatasan dengan
gulungan ileum dan kolon sigmoid sepanjan lateral permukaan teritoneum melipat
ke dinding lateral pelvis.
·
Bagian
vesika urinaria terdiri dari :
ü Fundus, yaitu bagian yang menghadap
ke arah belakang dan bawah.
ü Korpus, yaitu bagian antara verteks
dan fundus.
ü Verteks, yaitu bagian yang
berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
ü Dinding vesika urinaria tersusun
serupa dinding ueter, yaitu epithelium transisionale. Di daerah trigonum
vesicae terdapat :
-
Tunika
mukosa memiliki glandula trigoni vesicae
-
Berkas
otot polos membentuk bangunan melingkar, mengelilingi muara ostium uretrae
internum, membentuk musculus spincter internus.
-
Disebelah
luar tunica muscularis dijumpai tunica subserosa, tunica serosa atau tunica
adventitia.
Vesika
urinaria terpengaruh oleh obstruksi aliran urin sehingga terjadi hipertrofi
lapisan ototnya. Letak vesika urinaria yang berdekatan dengan traktus urinarius
pada wanita, dengan prostat pada pria, dan dengan rectum pada pria dan wanita,
berarti vesica urinaria sering terkena infiltrasi dari organ lain yang terkena
tumor.
Divertikula
merupakan tonjolan yang membentuk kantong dari mukosa vesica urinaria.
Divertikulum vesica urinaria dapat congenital atau didapat. Secara klinis
kelainan ini penting karena stasis urinarius yang kemudian memberikan
peridisposisi untuk terbentuknya batu dan terjadinya infeksi.
Divertikel,
obstruksi dan radang semuanya penting dalam pembentukan batu dalm vesika
urinaria. Alternatif lainnya, batu
berasal dari ginjal yang turun melalui ureter. Batu vesika urinaria dapat tanpa
gejala, tetapi sering terjadi iritasi kronis dan infeksi, dan penting tejadinya
disuria dan kadang-kadang hematuria. Ditemukan penigkatan risiko terjadinya
karsinoma vesika urinaria, yang sering yaitu jenis karsinoma skuamosa yang
tumbuh dari epitel yang mengalami metaplasia squamosa.
Vesica
urinaria dibagi menjadi bagian leher atau cervic vesicae yang dihubungkan
dengan urethra, bagian cranial yang tumpul atau fundus vesicae dan badan vesika
urinaria atau corpus vesicae Urin pada vesica urinaria diperoleh dari ginjal
melewati ureter yang kemudian disimpan, setelah disimpan urin dikeluarkan
melewati urethra. (Frandson, 1996).
Pengeluaran
urin dari vesica urinaria disebut mixturisi. Mixturisi merupakan aktivitas yang
dirangsang oleh terjadinya distensi vesica urinaria karena masuknya urin
melalui ureter. Vesica urinaria akan beraksi terhadap masuknya urin secara
bertahap sampai tekanannya cukup tinggi untuk merangsang pusat reflek yang
terdapat di dalam corda spinalis. Hal ini akan menyebabkan timbulnya kontraksi
dinding vesica urinaria melalui saraf-saraf parasimpatik sacral. Reflek
mengosongkan vesica urinaria dicegah oleh kontrol volunter dari spincter
eksternal yang mengelilingi leher vesica urinaria tersebut (Frandson, 1996).
Mukosa
memiliki epithel peralihan (transisional) yang terdiri dari 5-10 lapis sel pada
yang kendor, apabila teregang (penuh urine) terdiri atas 3-4 lapis sel. Propria
mukosa terdiri dari jaringan ikat, pembuluh darah, saraf dan jarang terlihat
limphonodulus atau kelenjar. Submukosa terdapat dibawahnya, terdiri atas
jaringan ikat yang lebih longgar. Tunika muskularis tersusun oleh lapisan otot
longitudinal dan sirkuler (luar). Lapisan paling luar atau tunika serosa,
berupa jaringat ikat longgar (jaringan areoler), sedikit pembuluh darah dan
saraf.
C.
Anatomi dan Fisiologi Vesica Urinaria
Setelah
kantong ini penuh, akan timbul rangsangan saraf pada cincin otot muaranya ke
pipa kemih luar (uretra) untuk mengeluarkan isinya sekaligus semua (Yatim,
1991).
Secara
histologis, kandung kemih merupakan ureter yang meluas, sebab lapisan yang
terdapat pada kantung kemih terdapat juga pada ureter. Perbedaan utama terletak
pada tebal relatif lapisan dindingnya, terutama pada tunika muskularis dan
adanya muskularis mukosa yang tipis pada beberapa hewan (Dellmann & Brown,
1992).
Secara
fisiologi, fungsi dari Vesika Urinaria adalah sebagai tempat
penyimpanan/penampungan urine dan mendorong urine keluar dari tubuh.
Dari
penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa secara histologis lapisan
penyusun dinding kantong kemih terdapat 3 lapis. Lapisan dari ddalam ke luar
yaitu tunika mukosa, tunika muskularis, dan tunika adventisia.
1
Tunika
Mukosa
Lapisan
ini merupakan lapisan paling dalam yang berbatasan secara langsug dengan
lumen. Penyusun lapisan ini berupa sel
epitel berlapis banyak yang lebih tebal dari ueter dan lamina propia yang terdiri
atas jaringan ikat areolar dan mengandung banyak serabut elastin. Menurut Yatim (1991), waktu kantung kemih
kososng, sel epitel penyusun tunika mukosa ini berbentuk batang atau
kubus.Waktu terisi penuh, bentuknyapun menggepeng dan lumennyapun meluas. Melihat
kondisi seperti ini maka sel epitelnya disebut dengan epitel transisional.
Tebal
epitel transisional ini bervariasi, dari 3 sampai dengan 14 lapis sel,
tergantung pada spesies serta derajat pemekarannya (Dellmann & Brown,
1992).
2
Tunika
Muskularis
Merupakan
lapisan yang berupa berkas otot polos yang terdiri atas 3 lapis . lapisan
terdalam tersusun secara longitudinal,kemudian sirkuler, dan yang paling luar
sirkuler (Tenzer. Dkk, 2001). Tunika muskularis merupakan lapisan yang paling
tebal dari lapisan yang lainnya. Di antara ketiga lapisan otot polos tersebut
yang paling tebal adalah lapisan otot sirkuler.
Menurut
menurut Dellmann dan Brown (1992) dalam bukunya yang berjudul “Text Book Of
Veterinary Histology” dikatakan bahwa bentuk atau pola susunan dari 3 lapisan
muskularis ini merupakan susunan yang penting. Pola dari lapisan ini saling
menjalin membentuk jalinan yang cukup kuat sehingga otot pada daerah kantong
kemih ini disebut dengan otot Detrusor. Pada daerah hubungan ureter
dengan kantung kemih, lapisan longitudinal otot ureter membentuk jalinan dengan
lapisan yang sama pada kantung kemih. Keadaan ini membentuk sfingter
yang fungsional, yaitu mencegah aliran kembali dari kemih.
Pada leher
kandung kemih, otot detrusor mengarah ke uretra dan memusat ke arah lubang
uretra. Kontraksi otot longitudinal akan memperbesar lumen uretra dan
memperpendeknya. Mekanisme inimengawali pembuangan kemih. Susunan melingkar
serabut elastik pada leher kantung kemih dan bagian proksimal uretra membantu
menutup uretra setelah pembuangan kemih.
3
Tunika
Adventisia
Merupakan
lapisan paling luar dari lapisan penyusun kantung kemih. Bagian ini berupa
jaringan ikat yang bagian luarnya diselaputi oleh mesotel. Di sebelah
luar dari tunika adventisia merupakan tunika serosa dan peritoneal yang
diselubungi oleh jaringat ikat longgar. Di bagian terluar lagi ada simpul saraf
simpatik yang disebut plexus vesicalis. Simpul saraf ini yang berperanan
untuk mengontrol proses kencing.
D.
Lapisan Otot
Lapisan otot kandung kemih terdiri atas otot polos yang
tersusun dan saling berkaitan disebut muskulus detrusor vesikae. Peredaran
darah vesika urinaria berasal dari arteri vesikalis superior dan inferior
yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna. Venanya membentuk
pelvikus venosus vesikalis berhubungan dengan fleksus prostatikus yang
mengalirkan darah ke vena iliaka interna.
E.
Pembuluh Limfe Dan persarafan
Pembuluh limfe kandung kemih mengalirkan cairan limfe ke
dalam nodilimpatik iliaka interna dan eksterna.
Persarafan vesika urinaria berasal dari fleksus hipogastrika
inferior. Serabut ganglion simpatikus berasal dari ganglion lumbalis I dan II,
yang berjalan turun ke kandung kemih melalui fleksus hipograstikus. Serabut
preganglion parasimpatis yang keluar dari nervus splenikus yang berasal dari
nevus sakralis II, III, dan IV berjalan melalui hipogastrikus inferior mencapai
dinding vesika urinaria.
Sebagian besar serabut aferen sensoris yang keluar dari
kandung kemih menuju system susunan saraf pusat melalui nervus splanknikus
pelvikus berjalan bersama saraf simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk ke
dalam segmen lumbal 1 dan 2 medula spinalis.
Proses
Miksi (Rangsangan Berkemih). Distensi
kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada
dinding kandung kemih dengan jumlah 250 cc sudah cukup untuk merangsang
berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding
kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus,
diikuti oleh relaksasi spinter
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan
relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis.
Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan
miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang
menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh
Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan
terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan
retensi urine (kencing tertahan).
KESIMPULAN
Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi,
menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua
ginjal, dua ureter, kandung kemih, dan uretra.
Kandung kemih Organ ini berbentuk seperti buah pir atau
kendi. Kandung kemih terletak di dalam panggul besar, di depan isi lainnya, dan
di belakang simpisis pubis. Dinding kandung kemih terdiri atas lapisan serus
sebelah luar, lapisan berotot, lapisan submukosa dan lapisan mukosa dari
epithelium transisional.
DAFTAR PUSTAKA
·
file:///I:/DIAN%20HUSADA%20FISIOLOGI%20%20FISIOLOGI%20URETER,%20VESIKA%20URINARIA%20DAN%20URETRA.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar