Laman

Jumat, 22 Januari 2016

STIKES HUSADA MANDIRI POSO





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Vesika Urinaria

Vesika urinaria atau yang lebih dikenal dengan kantong kemih merupakan salah satu organ dalam saluran ekskresi yang berbentuk seperti kantung. Vesica urinaria merupakan organ musculer berongga yang ukuran dan posisinya tergantung pada jumlah urine didalamnya. Pada keadaan kosong vesica urinaria mempunyai struktur berdinding tebal, berbentuk seperti buah pir yang terletak diatas pelvis. Peritonium menutupi bagian cranial dari vesica urinaria, bagian caudal ditutupi oleh fascia pelvis. Vesica urinaria disuplai oleh arteri-arteri yang berasal dari arteri pudenda, cabang dari arteri obturatoria dan arteri umbilikalis (Frandson, 1996).
Vesika urinaria merupakan ruang yang dibatasi oleh sel epitel transisional-urotelium, yang dikelilingi oleh jaringan ikat –lamina propria dan otot polos. Urotelium vesika urinaria yang normal mempunyai ketebalan 7-8 sel dan mempunai 3 zona sel : basalis, intermedia,dan lapisan permukaan yang khusus. Otot polos tersusun dalam anyaman yang saling bersilangan. Urin dari ginjal mengalir masuk ke dalam vesika urinaria melalui ureter, yang akan disimpan dalam waktu tertentu dan kemudian dikeluarkan melalui uretra.

B.     Letak dan Bagian Vesika Urinaria

Berdasarkan letaknya di dalam susunan sistem urinaria, bagian ini terletak sebelum saluran uretra dan dibawah saluran uereter, atau dengan kata lain kantong kemih terletak di antara ureter dan uretra. Bagian ini disebut sebagai simpanan sementara dikarenakan bagian ini dialiri kemih secara terus menerus dari 2 saluran ureter di atasnya.
Kandung kemih terletak dibelakang simfisis pubis, didalam rongga panggul. Bentuknya seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius. Dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.
Vesika urinaria (kandung kemih): terletak tepat di belakang os pubis, merupakan tempat penyimpanan urine yang berdinding otot kuat, bentuknya bervariasi sesuai dengan jumlah urine yang dikandung. Kandung kemih pada waktu kosong terletak dalam rongga pelvis, sedangkan dalam keadaan penuh dinding atas terangkat masuk ke dalam region hipogastrika. Apeks kandung kemih terletak di belakang pinggir atas simfisis pubis dan permukaan posteriornya berbentuk segitiga. Bagian sudut superateral merupakan muara ureter dan sudut inferior membentuk uretra.
Bagian atas kandung kemih ditutupi oleh peritoneum yang membentuk eksavasio retrovesikalis sedangkan bagian bawah permukaan posterior dipisahkan dari rektum oleh duktus deferens, vesika seminalis, dan vesika retrovesikalis. Permukaan superior seluruhnya ditutupi oleh peritoneum dan berbatasan dengan gulungan ileum dan kolon sigmoid sepanjan lateral permukaan teritoneum melipat ke dinding lateral pelvis.
·         Bagian vesika urinaria terdiri dari :
ü  Fundus, yaitu bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah.
ü  Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
ü  Verteks, yaitu bagian yang berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
ü  Dinding vesika urinaria tersusun serupa dinding ueter, yaitu epithelium transisionale. Di daerah trigonum vesicae terdapat :
-          Tunika mukosa memiliki glandula trigoni vesicae
-          Berkas otot polos membentuk bangunan melingkar, mengelilingi muara ostium uretrae internum, membentuk musculus spincter internus.
-          Disebelah luar tunica muscularis dijumpai tunica subserosa, tunica serosa atau tunica adventitia.
Vesika urinaria terpengaruh oleh obstruksi aliran urin sehingga terjadi hipertrofi lapisan ototnya. Letak vesika urinaria yang berdekatan dengan traktus urinarius pada wanita, dengan prostat pada pria, dan dengan rectum pada pria dan wanita, berarti vesica urinaria sering terkena infiltrasi dari organ lain yang terkena tumor.
Divertikula merupakan tonjolan yang membentuk kantong dari mukosa vesica urinaria. Divertikulum vesica urinaria dapat congenital atau didapat. Secara klinis kelainan ini penting karena stasis urinarius yang kemudian memberikan peridisposisi untuk terbentuknya batu dan terjadinya infeksi.
Divertikel, obstruksi dan radang semuanya penting dalam pembentukan batu dalm vesika urinaria. Alternatif  lainnya, batu berasal dari ginjal yang turun melalui ureter. Batu vesika urinaria dapat tanpa gejala, tetapi sering terjadi iritasi kronis dan infeksi, dan penting tejadinya disuria dan kadang-kadang hematuria. Ditemukan penigkatan risiko terjadinya karsinoma vesika urinaria, yang sering yaitu jenis karsinoma skuamosa yang tumbuh dari epitel yang mengalami metaplasia squamosa.
Vesica urinaria dibagi menjadi bagian leher atau cervic vesicae yang dihubungkan dengan urethra, bagian cranial yang tumpul atau fundus vesicae dan badan vesika urinaria atau corpus vesicae Urin pada vesica urinaria diperoleh dari ginjal melewati ureter yang kemudian disimpan, setelah disimpan urin dikeluarkan melewati urethra. (Frandson, 1996).
Pengeluaran urin dari vesica urinaria disebut mixturisi. Mixturisi merupakan aktivitas yang dirangsang oleh terjadinya distensi vesica urinaria karena masuknya urin melalui ureter. Vesica urinaria akan beraksi terhadap masuknya urin secara bertahap sampai tekanannya cukup tinggi untuk merangsang pusat reflek yang terdapat di dalam corda spinalis. Hal ini akan menyebabkan timbulnya kontraksi dinding vesica urinaria melalui saraf-saraf parasimpatik sacral. Reflek mengosongkan vesica urinaria dicegah oleh kontrol volunter dari spincter eksternal yang mengelilingi leher vesica urinaria tersebut (Frandson, 1996).
Mukosa memiliki epithel peralihan (transisional) yang terdiri dari 5-10 lapis sel pada yang kendor, apabila teregang (penuh urine) terdiri atas 3-4 lapis sel. Propria mukosa terdiri dari jaringan ikat, pembuluh darah, saraf dan jarang terlihat limphonodulus atau kelenjar. Submukosa terdapat dibawahnya, terdiri atas jaringan ikat yang lebih longgar. Tunika muskularis tersusun oleh lapisan otot longitudinal dan sirkuler (luar). Lapisan paling luar atau tunika serosa, berupa jaringat ikat longgar (jaringan areoler), sedikit pembuluh darah dan saraf.




C.     Anatomi dan Fisiologi Vesica Urinaria
Setelah kantong ini penuh, akan timbul rangsangan saraf pada cincin otot muaranya ke pipa kemih luar (uretra) untuk mengeluarkan isinya sekaligus semua (Yatim, 1991).
Secara histologis, kandung kemih merupakan ureter yang meluas, sebab lapisan yang terdapat pada kantung kemih terdapat juga pada ureter. Perbedaan utama terletak pada tebal relatif lapisan dindingnya, terutama pada tunika muskularis dan adanya muskularis mukosa yang tipis pada beberapa hewan (Dellmann & Brown, 1992).
Secara fisiologi, fungsi dari Vesika Urinaria adalah sebagai tempat penyimpanan/penampungan urine dan mendorong urine keluar dari tubuh.
Dari penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa secara histologis lapisan penyusun dinding kantong kemih terdapat 3 lapis. Lapisan dari ddalam ke luar yaitu tunika mukosa, tunika muskularis, dan tunika adventisia.
1        Tunika Mukosa
Lapisan ini merupakan lapisan paling dalam yang berbatasan secara langsug dengan lumen.  Penyusun lapisan ini berupa sel epitel berlapis banyak yang lebih tebal dari ueter dan lamina propia yang terdiri atas jaringan ikat areolar dan mengandung banyak serabut elastin.  Menurut Yatim (1991), waktu kantung kemih kososng, sel epitel penyusun tunika mukosa ini berbentuk batang atau kubus.Waktu terisi penuh, bentuknyapun menggepeng dan lumennyapun meluas. Melihat kondisi seperti ini maka sel epitelnya disebut dengan epitel transisional.
Tebal epitel transisional ini bervariasi, dari 3 sampai dengan 14 lapis sel, tergantung pada spesies serta derajat pemekarannya (Dellmann & Brown, 1992).
2        Tunika Muskularis
Merupakan lapisan yang berupa berkas otot polos yang terdiri atas 3 lapis . lapisan terdalam tersusun secara longitudinal,kemudian sirkuler, dan yang paling luar sirkuler (Tenzer. Dkk, 2001). Tunika muskularis merupakan lapisan yang paling tebal dari lapisan yang lainnya. Di antara ketiga lapisan otot polos tersebut yang paling tebal adalah lapisan otot sirkuler.
Menurut menurut Dellmann dan Brown (1992) dalam bukunya yang berjudul “Text Book Of Veterinary Histology” dikatakan bahwa bentuk atau pola susunan dari 3 lapisan muskularis ini merupakan susunan yang penting. Pola dari lapisan ini saling menjalin membentuk jalinan yang cukup kuat sehingga otot pada daerah kantong kemih ini disebut dengan otot Detrusor. Pada daerah hubungan ureter dengan kantung kemih, lapisan longitudinal otot ureter membentuk jalinan dengan lapisan yang sama pada kantung kemih. Keadaan ini membentuk sfingter yang fungsional, yaitu mencegah aliran kembali dari kemih.
Pada leher kandung kemih, otot detrusor mengarah ke uretra dan memusat ke arah lubang uretra. Kontraksi otot longitudinal akan memperbesar lumen uretra dan memperpendeknya. Mekanisme inimengawali pembuangan kemih. Susunan melingkar serabut elastik pada leher kantung kemih dan bagian proksimal uretra membantu menutup uretra setelah pembuangan kemih.
3        Tunika Adventisia
Merupakan lapisan paling luar dari lapisan penyusun kantung kemih. Bagian ini berupa jaringan ikat yang bagian luarnya diselaputi oleh mesotel. Di sebelah luar dari tunika adventisia merupakan tunika serosa dan peritoneal yang diselubungi oleh jaringat ikat longgar. Di bagian terluar lagi ada simpul saraf simpatik yang disebut plexus vesicalis. Simpul saraf ini yang berperanan untuk mengontrol proses kencing.

D.    Lapisan Otot
Lapisan otot kandung kemih terdiri atas otot polos yang tersusun dan saling berkaitan disebut muskulus detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari arteri vesikalis superior dan inferior yang  merupakan cabang dari arteri iliaka interna. Venanya membentuk pelvikus venosus vesikalis berhubungan dengan fleksus prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna.

E.     Pembuluh Limfe Dan persarafan
Pembuluh limfe kandung kemih mengalirkan cairan limfe ke dalam nodilimpatik iliaka interna dan eksterna.
Persarafan vesika urinaria berasal dari fleksus hipogastrika inferior. Serabut ganglion simpatikus berasal dari ganglion lumbalis I dan II, yang berjalan turun ke kandung kemih melalui fleksus hipograstikus. Serabut preganglion parasimpatis yang keluar dari nervus splenikus yang berasal dari nevus sakralis II, III, dan IV berjalan melalui hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria.

Sebagian besar serabut aferen sensoris yang keluar dari kandung kemih menuju system susunan saraf pusat melalui nervus splanknikus pelvikus berjalan bersama saraf simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk ke dalam segmen lumbal 1 dan 2 medula spinalis.

Proses Miksi (Rangsangan Berkemih). Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh
Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).




KESIMPULAN
Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dan     uretra.
Kandung kemih Organ ini berbentuk seperti buah pir atau kendi. Kandung kemih terletak di dalam panggul besar, di depan isi lainnya, dan di belakang simpisis pubis. Dinding kandung kemih terdiri atas lapisan serus sebelah luar, lapisan berotot, lapisan submukosa dan lapisan mukosa dari epithelium transisional.



DAFTAR PUSTAKA

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar