Laman

Rabu, 20 Januari 2016

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK





BAB I
PENDAHULUAN

KONSEP TEORI AKTIVITAS KELOMPOK
1.      Definisi
Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan hubungan antar anggota (Depkes RI, 1997). Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagi terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan (Kelliat, 2005)
2.      Manfaat
Terapi aktivitas kelompok mempunyai manfaat :
a.       Umum
1)      Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality testing) melalui
2)      komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
3)      Membentuk sosialisasi
4)      Meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku defensive (bertahan terhadap stress) dan adaptasi.
5)      Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti kognitif dan afektif.
b.      Khusus
1)      Meningkatkan identitasi diri
2)      Menyalurkan emosi secara konstruktif
3)      Meningkatkan keterampilan hubungan social untuk diterapkan sehari-hari
4)      Bersifat rehabilitative: meningkatkan kemampuan ekspresi diri, keterampilan social, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan meningkatkan kemampuan tentang masalah-masalah kehidupan dan pemecahannya.



3.      Tahapan Dalam Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Kelompok sama dengan individu, mempunyai kapasitas untuk tumbuh dan berkembang. Kelompok akan berkembang melalui empat fase, yaitu: Fase prakelompok; fase awal kelompok; fase kerja kelompok; fase terminasi kelompok (Stuart & Laraia, 2001 dalam Cyber Nurse, 2009).
a.       Fase Prakelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, menentukan leader, jumlah anggota, kriteria anggota, tempat dan waktu kegiatan, media yang digunakan. Menurut Dr. Wartono (1976) dalam Yosep (2007), jumlah anggota kelompok yang ideal dengan cara verbalisasi biasanya 7-8 orang. Sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum 10. Kriteria anggota yang memenuhi syarat untuk mengikuti TAK adalah : sudah punya diagnosa yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak agresif, waham tidak terlalu berat (Yosep, 2007).
b.      Fase Awal Kelompok
Fase ini ditandai dengan ansietas karena masuknya kelompok baru, dan peran baru. Yalom (1995) dalam Stuart dan Laraia (2001) membagi fase ini menjadi tiga fase, yaitu orientasi, konflik, dan kohesif. Sementara Tukman (1965) dalam Stuart dan Laraia (2001) juga membaginya dalam tiga fase, yaitu forming, storming, dan norming.
1)      Tahap orientasi
Anggota mulai mencoba mengembangkan sistem sosial masing-masing, leader menunjukkan rencana terapi dan menyepakati kontrak dengan anggota.
2)      Tahap konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok. Pemimpin perlu memfasilitasi ungkapan perasaan, baik positif maupun negatif dan membantu kelompok mengenali penyebab konflik. Serta mencegah perilaku perilaku yang tidak produktif (Purwaningsih & Karlina, 2009).
3)      Tahap kohesif
Anggota kelompok merasa bebas membuka diri tentang informasi dan lebih intim satu sama lain (Keliat, 2004).



c.       Fase Kerja Kelompok
Pada fase ini, kelompok sudah menjadi tim. Kelompok menjadi stabil dan realistis (Keliat, 2004). Pada akhir fase ini, anggota kelompok menyadari produktivitas dan kemampuan yang bertambah disertai percaya diri dan kemandirian (Yosep, 2007).
d.      Fase Terminasi
Terminasi yang sukses ditandai oleh perasaan puas dan pengalaman kelompok akan digunakan secara individual pada kehidupan sehari-hari. Terminasi dapat bersifat sementara (temporal) atau akhir (Keliat, 2004).
4.      Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
a.       Mengembangkan stimulasi kognitif
·         Tipe           :  Biblioterapy
·         Aktifitas    : Menggunakan artikel, sajak, puisi, buku, surat kabar untuk merangsang dan mengembangkan hubungan dengan orang lain
5.      Aktivitas Kelompok (TAK) Kognitif
Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami. Terapi aktifitas kelompok stimulus kognitif/persepsi adalah terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi, menstimuli persepsi dalam upaya memotivasi proses berfikir dan afektif serta mengurangi perilaku maladaptif.
Tujuan :
1)      Meningkatkan kemampuan orientasi realita
2)      Meningkatkan kemampuan memusatkan perhatian
3)      Meningkatkan kemampuan intelektual
4)      Mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain
5)      Mengemukakan perasaanya
Karakteristik :
1)      Penderita dengan gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilai-nilai
2)      Adanya lupa ingatan atau demensia.
3)      Menarik diri dari realitas, Inisiasi atau ide-ide negative, Kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi verbal, kooperatif dan mau mengikuti kegiatan

6.      Indikasi dan Kontraindikasi Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Adapun indikasi dan kontra indikasi terapi aktivitas kelompok (Depkes RI (1997) adalah:
a.       Semua klien terutama klien rehabilitasi perlu memperoleh terapi aktifitas kelompok kecuali mereka yang : psikopat dan sosiopat, selalu diam dan autistic, delusi tak terkontrol, mudah bosan.
b.      Ada berbagai persyaratan bagi klien untuk bisa mengikuti terapi aktifitas kelompok antara lain : sudah ada observasi dan diagnosis yang jelas, sudah tidak terlalu gelisah, agresif dan inkoheren dan wahamnya tidak terlalu berat, sehingga bisa kooperatif dan tidak mengganggu terapi aktifitas kelompok.
c.       Untuk pelaksanaan terapi aktifitas kelompok di rumah sakit jiwa di upayakan pertimbangan tertentu seperti : tidak terlalu ketat dalam tehnik terapi, diagnosis klien dapat bersifat heterogen, tingkat kemampuan berpikir dan pemahaman relatif setara, sebisa mungkin pengelompokan berdasarkan problem yang sama.


BAB II
PEMBAHASAN
Terapi Aktivitas Kelompok Intelektual/Kognitif

A.    TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan terapi kognitif lansia makin meningkatkan aktivitas dan meningkatkan kemampuan social
2.      Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan terapi kognitif/Intelektual lansia mampu
a.       Mengingat bentuk objek yang telah ditunjukkan.
b.      Melatih konsentrasi untuk memusatkan perhatian sesuai petunjuk yang diberikan.
B.     LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil observasi selama bertugas klien kelolaan didapatkan 50%  mempunyai masalah utama Penurunan kognitif/Intelektual. Dari fenomena tersebut kelompok tertarik untuk melakukan terapi aktivitas kelompok dengan topik terapi kognitif/Intelektual.
C.     LANDASAN TEORI

Terapi kognitif berfokus pada masalah, orientasi pada tujuan, kondisi dan waktu saat itu. Terapi ini memandang individu sebagai pembuat keputusan. Terapi kognitif telah menunjukkan kefektifan penanganan dalam masalah klinik misalnya cemas, schizophrenic, substance abuse, gangguan kepribadian, gangguan mood. Dalam prakteknya, terapi ini dapat diaplikasikan dalam pendidikan, tempat kerja dan seting lainnya.
Istilah kognitif mulai populer setelah teori piaget banyak dibahas para ahli th 1960-an. Pengertian kognisi, meliputi aspek- aspek  struktur intelek yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Menurut chaplin, kognisi memiliki pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati yang telah mengakibatkan individu memperoleh pengertian.
Kognitif menurut piaget, perkembangan kognitif tidak hanya dari hasil kematangan organisme, atau dari pengaruh lingkungan saja, melainkan interaksi diantara keduanya.

D.    KRITERIA KLIEN
1.      Klien yang cukup kooperatif.
2.      Klien yang mengerti bahasa Indonesia
3.      Klien dengan gangguan kognitif dan pendengaran.
4.      Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang mengidap penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid dan lain-lain)

E.     PROSES SELEKSI
1.      Berdasarkan kriteria klien yang telah ditetapkan
2.      Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien shari-hari dan kemungkinan dapat dilakukan terapi aktifitas kelompok pada klien tersebut dengan perawat ruangan
3.      Melakukan kontrak dengan klien untuk mengikuti aktifitas yang akan dilaksanakan serta menanyakan kesediaannya
4.      Menetapkan bersama klien dan perawat ruangan tentang topik, waktu dan tempat kegiatan
F.      URAIAN STRUKTUR KELOMPOK
1.      Hari /Tanggal  : Kamis, 04 Maret 2014
2.      Tempat            : Stikes Husada Mandiri Poso
3.      Waktu             : 13.00 s/d 13.30 WITA
4.      Lama Kegiatan
·         Pembukaan dan Perkenalan (5 menit)
·         Menjelaskan tujuan TAK ( 5 menit )
·         Menjelaskan aturan main TAK  ( 5 menit)
·         Pelaksanaan TAK (15 menit)
·         Pemberian reincerforment ( 5 menit )
·         Evaluasi (5 menit )
·         Penutup (5 menit )
5.       Jumlah peserta            :  orang
6.      Perilaku yang diharapkan dari kelompok klien
a.       Klien dapat mengingat bentuk objek yang telah ditunjukkan yang diberikan.
b.      Klien dapat berkonsentrasi untuk memusatkan perhatian sesuai petunjuk yang diberikan.
c.       Klien dapat melatih ketajaman pendengarannya.
d.      Klien dapat membina kekompakkan kelompok selama kegiatan berlangsung
e.       Klien tidak meninggalkan kelompok pada saat kegiatan.

G.    PENGORGANISASIAN
Leader                   : Bondan Eka Putra
Co-Leader             : Iin Sabrina
Fasilitator              : Baso, Lisnawati, Umrah, Nurjannah, Nursanti, Ummu
Observer                : Elsye, Supri
Pasien                   : Wati Damayanti, Tri Purwanto, Norma, Hendra, Riski Nur, Endang

H.    METODE DAN MEDIA
Metode                              : ceramah, permainan
Alat dan Media                 : Kertas Bergambar, spidol, kertas, Beberapa Puisi dan



I.       URAIAN PEMBAGIAN TUGAS
1.      Leader
a.       Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum kegiatan dimulai
b.      Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan dirinya
c.       Mampu  memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib
d.      Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
e.       Menjelaskan permainan

2.      Co-Leader
a.       Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien
b.      Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang

3.      Fasilitator
a.       Memfasilitasi klien yang kurang aktif
b.      Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan

4.      Observer
a.       Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b.      Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung

J.       PROSES PELAKSANAAN
1.      Perkenalan dan pengarahan
a.       Mempersiapkan lingkungan : suasana tenang dan nyaman (tidak ribut)
b.      Mempersiapkan tempat : pengaturan posisi tempat duduk, leader berdiri di depan dan berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok
c.       Mempersiapkan anggota kelompok : membuat kontrak kembali dengan klien untuk mengikuti aktifitas kelompok terapi kognitif dan terapi pendengaran.
2.      Pembukaan
a.       Leader memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama,
b.      Leader menjelaskan tujuan terapi aktivitas dan membuat kontrak waktu dengan klien dan lamanya kegiatan berlangsung
c.       Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok antara lain : jika klien ingin ke kamar mandi atau toilet harus minta ijin kepada leader, bila ingin menjawab pertanyaan klien diminta untuk mengacungkan tangan dan diharapkan klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir



3.      Permainan
Setelah leader menjelaskan peraturan kegiatan, fasilitator membagikan kertas bergambar untuk pembagian kelompok. Pembagian kelompok dibagi berdasarkan perolehan gambar yang sama dari klien.
Setelah terbentuk kelompok, fasilitator menunjukkan gambar dan menyebutkan objek yang ada pada gambar kepada klien untuk dibisikkan ke klien yang ada dibelakangnya dan begitu seterusnya sampai pada klien dibaris paling akhir. Kemudian klien yang paling akhir menyebutkan  dan menggambarkan apa yang disampaikan dari klien pada baris pertama kepada fasilitator dan peserta. Pada sesi trakhir satu peserta diminta untuk membacakan puisi dan satu lagi pantun.
4.      Evaluasi
a.       Klien dapat mengikuti jalanya kegiatan dengan baik
b.      Klien aktif saat kegiatan berlangsung
c.       Klien aktif dalam permainan
5.      Penutup
a.       Leader menyampaikan apa yang telah dicapai anggota kelompok setelah mengikuti kegiatan
b.      Perawat memberikan reinforcement positif pada setiap klien yang mengikuti kegiatan

K.    ANTISIPASI MASALAH
1.      Klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok penanganannya adalah dengan memberikan motivasi oleh fasilitator
2.      Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa ijin, panggil nama klien, tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan, berikan motivasi agar klien kembali mengikuti kegiatan
3.      Klien lain yang ingin mengikuti kegiatan, beri penjelasan pada klien tersebut bahwa kegiatan ini ditujukan pada klien yang dipilih, katakan pada klien lain tersebut bahwa akan ada waktu khusus untuk mereka

L.     DENAH RUANG
                                                                Keterangan :
                                                                                          = Leader
                                                                                          = Co-Leader
                                                                                          = Observer
                                                                                          = Fasilitator
                                                                                          = Peserta



















 






M.   KRITERIA EVALUASI
1.      Evaluasi Input
a.       Tim berjumlah  orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co leader, 6 fasilitator dan 3 observer.
b.      Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik
c.       Peralatan pengeras suara berfungsi dengan baik
2.      Klien, tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan karakteristik klien untuk melakukan terapi aktifitas kelompok kognitif dan pendengaran
3.      Evaluasi Proses
a.       Leader menjelaskan aturan jalanya kegiatan dengan jelas
b.      Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien
c.       Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat mengawasi jalannnya kegiatan
d.      70% klien yang dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai.
4.      Evaluasi Output
Setelah mengadakan terapi aktifitas kelompok terapi kognitif dan pendengaran dengan 15 klien yang diamati, hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a.       70% klien yang dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai.
b.      70% klien dapat meningkatkan kognitifnya.
c.       70% klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok (mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai)
d.      70% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya (mau berinteraksi dengan perawat/klien lain)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar